Rabu, 28 Oktober 2015

Sumpah Pemuda - Mewarnai Untuk Indonesia Lebih Baik (2 - end)

          Cukup dulu lah saya membahas tentang Sumpah Pemuda. Jujur saja awalnya saya hanya ingin mengapresiasi hasil karya teman teman Komunitas "Tabrak Warna" Malang dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda.
          Kegiatan mewarnai bersama ini diselenggarakan oleh komunitas Tabrak Warna Pusat, dalam rangka memeriahkan hari Sumpah Pemuda. Memang sih, banyak hal yang bisa dilakukan untuk merayakan Sumpah Pemuda. Membaca beberapa artikel di media cetak dan online, ada yang merayakannya dengan membuat inovasi bahkan sampai ada yang berbuat anarki di depan gedung DPR-RI. Apapun itu, Tabrak Warna punya cara tersendiri, yaitu mewarnai pattern dan mendoakan agar Asap Kebakaran di beberapa daerah bisa cepat hilang.
          Untuk mengapresiasi yang sudah mewarna dengan tema : SUMPAH PEMUDA, berikut saya tampilkan beberapa hasil gambarnya.

IG : @Nyamyuri - Pasuruan
                                               

IG : @Crazyneraz

Pak Arie - Surabaya

IG : @arum.islami

IG : @chintyacorin


IG : @erzatifany

IG : @maydiast



IG : @Christa_armanda
IG : @hesti_ochan

 
IG : @pandunuge




IG : @asnaurs

          Terimakasih banyak untuk yang sudah ikut berpartisipasi mewarna untuk Indonesia lebih baik. Tetap rendah hati dalam mewarna, dan baik hati dalam mengajari yang lain. Salam Tabrak Warna :)

Sumpah Pemuda - Mewarnai Untuk Indonesia Lebih Baik (1)

       




           Setiap tanggal 28 Oktober, Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Hari dimana para pemuda pejuang Indonesia berjanji untuk melakukan perubahan yang baik untuk Indonesia. Mungkin banyak juga yang lupa isi dari Sumpah Pemuda (Lha wong pancasila aja banyak yang lupa), berikut saya bagi untuk anda.


SOEMPAH PEMOEDA

Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Sumber : Sumpah Pemuda


            Melihat konten sumpah pemuda ini terlihat simpel memang, tidak begitu sulit untuk dicerna maknanya. Membaca sekali saja pasti sudah mengerti arahnya mau kemana. Sebagai informasi saja ya, teks ini sebenarnya dicetuskan oleh Moehammad Yamin, dan ini merupakan keputusan Konggres Pemuda Kedua. Namun, setelah membaca keputusan Konggres Pemuda Kedua ini yakin masih bisa mempertahankan "berbangsa satu, bangsa Indonesia" atau "menjujung bahasa persatuan, bahasa Indonesia"? Coba kita lihat sejarah lagi.

I . Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia (?)
          Masih ingat kejadian saat Ibu Megawati melepas pulau Sipadan dan Ligitan? Bukan salah Ibu Megawati sepenuhnya sebetulnya, karena ini juga sudah maju ke Mahkamah Internasional namun kalah saat 16 dari 17 hakim mendukung Malaysia untuk kepemilikan 2 Pulau ini. Well, Say goodbye deh kita.. 

          Bahkan ada juga lho website yang menjelaskan beberapa pulau di Indonesia yang sudah Sold Out. Menurut website http://dreamindonesia.me/ ini dia pulau - pulau yang sudah terjual:
1. Pulau Galang Baru di Provinsi Riau (UNTUK PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN DARI SINGAPURA)
2. Pulau Sebatik (UNTUK DIKEDUK DAN DIANGKAT PASIRNYA KE SINGAPURA)
3. Pulau Tatawa, NTT
4. Pulau Panjang, NTB
5. Pulau Meriah, NTB
6. Pulau Bawah, Natuna
7. Pulau Bengkoang, Jawa Tengah
8. Pulau Geleang, Jawa Tengah
9. Pulau Kembar, Jawa Tengah
10. Pulau Kumbang, Jawa Tengah
11. Pulau Katang, Jawa Tengah
12. Pulau Krakal Kecil, Jawa Tengah
13. Pulau Krakal Besar, Jawa Tengah

II . Menjunjung Bahasa, Bahasa Indonesia (?)

          Kalau yang satu ini saya tidak berkomentar banyak. Zaman berubah, kebiasan berubah, kemauan berubah, terkadang kesadaran pun berubah. Bangsa Internasional sekarang adalah Bahasa Inggris. Sempat juga mau dirubah menjadi bahasa mandarin, tapi entah, isu itu hanya lewat saya belum menggali lebih jauh tentang ini. (Jika anda memiliki informasi, kenapa bahasa Mandarin batal menjadi bahasa Internasional, monggo share ke saya by email atau komen).
          Berbicara mengenai bahasa sudah banyak orang yang ahli dalam berbagai macam bahasa. Orang yang ahli dalam berbagai macam bahasa disebut POLIGLOT. Di negara kita sendiri tidak ada larangan dalam belajar berbagai macam bahasa. Saya pun sedang suka bahasa Turki dan Thailand, karena menurut saya unik. Tapi setelah dipikir lagi, di Indonesia banyak bahasa yang bisa dipelajari, mungkin memang sebaiknya kita belajar bahasa daerah kita sendiri dulu sebelum belajar bahasa Asing. Setidaknya itu yang bisa kita lakukan untuk menjaga Bahasa "Indonesia" - Bukan sekadar bahasa Indonesia, tapi bahasa daerah yang ada di Indonesia.

          Disini saya sama sekali tidak ada maksud mengompori ataupun provokasi. Saya mengajak anda yang membaca blog saya ini berfikir, betul ga sih kita sudah membantu Indonesia lebih baik? atau masih memikirkan diri sendiri? Semua kembali ke anda masing masing mau menanggapi ini sebagai apa. Bagi saya, ini hanya reminder, agar saya lebih baik lagi ke depannya.

[Lanjut - Sumpah Pemuda - Mewarnai Untuk Indonesia Lebih Baik (2) ]

Jumat, 23 Oktober 2015

Ulang Tahun ke - 14 Kota Batu, Pemkot Batu Undang 3000 Penari Sanduk Malang Raya



          Jika mendengar sebuah kata “Perayaan” atau “Festival, apa yang ada di benak anda? Kembang api kah? performance band? atau Guest star? hmm,, pasti banyak macam hal yang anda pikirkan. Kenapa saya bertanya seperti ini? Karena saya akan membahas tentang sebuah perayaan. Perayaan Ulang Tahun ke – 14 Kota Wisata Batu – Jawa Timur. Cukup berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, di tahun 2015 ini Pemerintah Kota Batu membuat serangkaian acara yang memang digelar untuk membahagiakan warga kota batu. Mulai dari Festival Band yang mengundang artis ibukota "The Virgin", bantengan, sampai pengajian pun ada semua! Namun, Ada satu acara dari serangkaian peringatan Hari Ulang Tahun kota Batu yang ke -14, yang membuat saya bersemangat untuk hadir di lokasi. Acara tersebut adalah Gebyar Tari Sanduk Malang Raya 2015.

                        Ibu Kathrina Dian - Ketua Umum Sanduk Batu (Baju Merah Marun)
               dan Ibu Dewanti Rumpoko - Istri Bapak Walikota Batu Edy Rumpoko (Baju Putih)

          “Tari Sanduk”, dari namanya mungkin beberapa dari anda pernah mendengar kata ini, atau bahkan belum pernah sama sekali. Tarian sanduk merupakan tari tradisional khas pulau Madura, yang biasanya dilakukan pada saat sebelum pelaksanaan kerapan sapi. Tari Sanduk tidak hanya cocok ditampilkan pada selamatan desa atau Hari Kemerdekaan, tapi juga dapat menghibur pengunjung hotel dan restoran. Menurut Ketua Umum Sanduk Kota Batu, Kathrina Dian, Tari Sanduk merupakan budaya tradisional dan harus dijaga. Ibu Kathrina menjelaskan juga, geliat Tari Sanduk mulai terasa di Kota Batu sejak tahun 2009, Saat itu, baru beberapa kelompok yang aktif menari saat kegiatan desa. Selain menjadi kegiatan desa, ternyata ada beberapa Sekolah dasar yang mengadakan muatan lokal Tari Sanduk. source : Click here

          Sebegitu terkenalnya Tari Sanduk dan karena sudah menjadi icon kota batu, membuat pemerintah kota batu ingin mengadakan Tari Sanduk berjamaah, yang dikemas dalam Gebyar Sanduk 2015. Acara ini dilaksanakan di tanggal hari Rabu, 21 Oktober 2015, mulai setengah satu siang hingga empat sore. Untuk jumlah peserta sendiri, secara undangan ada 106 kelompok, terbagi atas  80 undangan dari Kota Malang dan Kabupaten,  26 lainnya untuk Kota Batu. Masing - masing grup beranggotakan 30 orang. Terbayang kan bagaimana ramainya Jalan Sultan Agung Kota Batu pada saat itu? Tapi sebenarnya yang mengejutkan, yang datang dari perwakilan daerah ada beberapa yang membawa lebih dari 1 tim. Sebut saja tim dari Desa Tumpang dan Poncokusumo yang membawa lebih dari empat tim! Selain dari Tumpang dan Poncokusumo, Peserta paling jauh datang dari Tirtoyudho, sebuah daerah perbatasan kabupaten malang dan lumajang, juga dari kawasan pesisir kabupaten malang. Wow! Banyak sekali pesertanya! memang betul ! Di tahun 2014 jumlah pesertanya tidak sebanyak tahun ini. 

           Tari Sanduk dikenal dengan berbagai nama di Indonesia, Warga Kota Batu misalnya, mengenal tarian ini dengan tari sanduk, berbeda dengan Warga Kota Malang, tarian ini dikenal dengan sakera marlena. Makanya, ada bapak bapak menggunakan baju Sakera bernuansa putih-merah-hitam, dan ibu2 yang mengenakan pakaian adat jawa nan cantik. Jika ingin melihat gabungan lelaki sangar dan wanita anggun yang menari bersamaan, sepertinya anda harus datang ke event tari sanduk. Ditambah lagi, generasi muda kita juga sudah ada yang bisa menari Sanduk, akan membuat anda ingin menari bersamanya.
                                     Si Kecil yang lincah menari Sanduk

          Acara Gebyar Tari Sanduk 2015 diawali dengan Pawai mengitari jalan kembar sultan agung kota batu. Seluruh peserta berjalan mengitari salah satu jalan protokol kota batu ini, dengan menari sanduk dalam berbagai gerakan, tidak sedikit juga yang melakukan atraksi tambahan seperti bermain parang atau berpura pura kesurupan di depan panggung utama. Dalam aksi menari bersama ini, tak luput juga, Bapak Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso dan Istri Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, ikut menari bersama dalam rombongan sanduk ini. Keduanya seakan menikmati keceriaan kehadiran umur baru kota batu. Selain beliau berdua, hadir pula Ketua Umum Sanduk Kota Batu, Kathrina Dian, yang sempat juga menjadi instruktur tari sanduk. Saat sedang menari bersama sama, ternyata banyak juga bapak bapak peserta, terutama dari luar kota batu yang menari namun tidak mengenakan sandal ditengah teriknya matahari dan berjalan di aspal. Sepertinya karena terlalu bersemangat, rasa panas di aspal pun sampai tidak terasa.
                                  Para Sakera menari Sanduk anpa alas kaki

          Setelah selesai menari dan mengelilingi jalan sultan agung, seluruh tamu mendengarkan pidato sambutan dari Bapak Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso. Konten dari pidato tersebut, berisi tentang ajakan untuk tetap melestarikan budaya Indonesia, salah satunya  melalui tari sanduk ini. Tidak lupa pula bapak Punjul mengajak seluruh tamu undangan meneriakkan jargon sanduk, Salam Sanduk, pokoke joget! Tidak berhenti disitu, setelah mendengarkan pidato, beramai ramai peserta melakukan tari kolosal yang dipimpin oleh Ibu Kathrina Dian dan beberapa instruktur lainnya.
             Peserta Tari Sanduk menari bersama instruktur dan Ketua Umum Sanduk Kota Batu.

           Sudah cukup mengenal tari sanduk yang sangat terkenal di Kota Batu? Ayo kita lestarikan budaya Indonesia! dan nantikan event besar lainnya dari kota batu. Selamat ulang tahun Kota Batu! dan salam sanduk, pokoke joget!
 

Rabu, 14 Oktober 2015

Tabrak Warna? Apaan tuh?

          Banyak dari kita yang sedari kecil hobi sekali menggambar atau mewarna. Menuangkan makna dalam sebuah gambar berwarna. Sebelum bisa menulis, pernah kan mainan bolpoin dan corat coret kertas kerjaan Bapak/Ibu kalian? Saya yakin hampir semua anak kecil, termasuk kita dulu pernah melakukannya (meskipun bukan di kerja orangtua). Kalau mewarnai? pasti juga pernah! Mewarnai gambar waktu TK, bermain cat dengan tangan, atau menggambar pelangi di kertas gambar. Dulu sih, Bu Guru bilangnya warna pelangi ada MeJiKuHiBiNiU - Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. Tapi faktanya, warna pelangi itu adalah seluruh warna yang ada di seluruh dunia. Hanya saja kemampuan mata kita dalam menangkap warna dan mendeskripsikan warna terbatas. Gitu sih dari sebuah buku yang pernah saya baca (saya lupa nama bukunya, hehe).

Lalu, sekarang saya mau bertanya kepada anda.

"Tahun berapa anda terakhir bermain warna? atau mewarnai sebuah gambar?"

Hayoooo... masih ingat ga ya?

            Kalau saya sih, paling ingat terakhir waktu SMA kelas 1. Mata pelajaran biologi kelas 1 diharuskan untuk mewarnai objek yang sedang dibahas. Amoeba, Bunga, Hewan dan lain sebagainya. Tujuannya untuk mempermudah untuk mengingat bagian bagian penting dalam biologi. Dan sekarang saya jadi ingin mewarnai sesuatu.

Mungkin sebagian dari anda berfikir,

"Kangen sih sebenarnya bisa mewarna lagi, tapi gengsi sama yang muda."

"Pengen sih mewarna, tapi apa masih bisa bagus?"

"Pengen sih mewarnai lagi, tapi ga ada waktu buat mainan warna lagi."

hmm... kalau memang seperti itu, sepertinya anda harus tahu komunitas TABRAK WARNA ! apa itu?

             Komunitas Tabrak Warna merupakan komunitas pertama di Indonesia yang beranggotakan orang dewasa penyuka aktivitas mewarnai. Di komunitas ini, orang dewasa diajak melakukan kegiatan mewarnai pola gambar lazimnya dilakukan oleh anak-anak kecil. Mereka diberi kesempatan untuk mengenang dan mengobati kerinduan akan masa kecilnya yang senang mewarnai gambar.
( Source : http://gaya.tempo.co/read/news/2015/09/28/108704480/komunitas-ini-ajak-orang-dewasa-bermain-tabrak-warna )


               Sepertinya seru ya? Seru banget! Di beberapa kota sudah ada yang membangun perpanjangan komunitas TABRAK WARNA, di Kota Malang misalnya. Kalau di Kota ini, terbentuknya tabrak warna masih terbilang baru. Saat saya menulis postingan ini, masih 3 minggu berjalan komunitas Tabrak Warna Malang. Tapi jangan ditanya tentang aktivitas dan keseruannya. Bahkan mereka sudah bisa membantu korban bencana kebakaran hutan lho! Caranya dengan mengajak masyarakat berdonasi warna.Warga yang ingin membantu, cukup menyumbangkan minimal 10ribu saja, dan akan mendapatkan wooden keychain (gantungan kunci kayu) yang bisa diwarnai dan dibawa pulang.

Lengkapnya boleh intip deh artikel dari sebuah media cetak di Kota Malang.
http://suryamalang.tribunnews.com/2015/10/11/keranjingan-hobi-baru-buku-mewarna-buat-orang-dewasa

               Dari sebuah cerita, katanya komunitas ini berdiri, setelah terbit buku berjudul My Own World, yang disusun oleh Tria dan Khalezza. Ini adalah buku mewarnai untuk dewasa yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.

Penampakan Buku "My Own World" - MOW (kiri vol.1 dan kanan vol. 2)


Sedikit berbeda dengan mewarnai untuk anak anak. Buku ini berisi gambar gambar yang lebih detail dan rumit, memaksa pejuang mewarna agar lebih kreatif. Untuk sekarang buku ini cukup langka, karena peminat banyak, tapi buku belum banyak ditemukan atau Sold out. Untuk itu di Komunitas Tabrak Warna Malang juga menyediakan buku ini, untuk memfasilitasi yang ingin menggambar.

Kepo sama komunitas ini?
boleh kok ikuti akun Twitternya di @tabrak_warna || Instagram @tabrak_warna atau @tabrakwarna_mlg

Sneak Peak !