Jika mendengar sebuah kata “Perayaan”
atau “Festival, apa yang ada di benak anda? Kembang api kah? performance
band? atau Guest star? hmm,, pasti banyak macam hal yang anda pikirkan. Kenapa saya bertanya seperti ini? Karena saya akan membahas tentang sebuah
perayaan. Perayaan Ulang Tahun ke – 14 Kota Wisata Batu – Jawa Timur. Cukup
berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, di tahun 2015 ini Pemerintah Kota Batu
membuat serangkaian acara yang memang digelar untuk membahagiakan warga kota
batu. Mulai dari Festival Band yang mengundang artis ibukota "The Virgin", bantengan, sampai
pengajian pun ada semua! Namun, Ada satu acara dari serangkaian peringatan Hari
Ulang Tahun kota Batu yang ke -14, yang membuat saya bersemangat untuk hadir di lokasi. Acara tersebut
adalah Gebyar Tari Sanduk Malang Raya 2015.
Ibu Kathrina Dian - Ketua Umum Sanduk Batu (Baju Merah Marun)
dan Ibu Dewanti Rumpoko - Istri Bapak Walikota Batu Edy Rumpoko (Baju Putih)
“Tari Sanduk”, dari namanya mungkin
beberapa dari anda pernah mendengar kata ini, atau bahkan belum pernah sama
sekali. Tarian
sanduk merupakan tari tradisional khas pulau Madura, yang biasanya dilakukan
pada saat sebelum pelaksanaan kerapan sapi. Tari Sanduk tidak hanya cocok
ditampilkan pada selamatan desa atau Hari Kemerdekaan, tapi juga dapat menghibur
pengunjung hotel dan restoran. Menurut Ketua Umum Sanduk Kota Batu, Kathrina
Dian, Tari Sanduk merupakan budaya tradisional dan harus dijaga. Ibu Kathrina
menjelaskan juga, geliat Tari Sanduk mulai terasa di Kota Batu sejak tahun 2009, Saat itu, baru beberapa kelompok
yang aktif menari saat kegiatan desa. Selain menjadi kegiatan desa,
ternyata ada beberapa Sekolah dasar yang mengadakan muatan lokal Tari Sanduk. source : Click here
Sebegitu terkenalnya Tari Sanduk dan
karena sudah menjadi icon kota batu, membuat pemerintah kota batu ingin mengadakan Tari
Sanduk berjamaah, yang dikemas dalam Gebyar Sanduk 2015. Acara ini
dilaksanakan di tanggal hari Rabu, 21 Oktober 2015, mulai setengah satu siang
hingga empat sore. Untuk jumlah peserta sendiri, secara undangan ada 106 kelompok, terbagi atas 80 undangan dari Kota Malang dan
Kabupaten, 26 lainnya untuk Kota Batu. Masing - masing grup beranggotakan 30 orang. Terbayang kan
bagaimana ramainya Jalan Sultan Agung Kota Batu pada saat itu? Tapi
sebenarnya yang mengejutkan, yang datang dari perwakilan daerah ada beberapa yang membawa
lebih dari 1 tim. Sebut saja tim dari Desa Tumpang dan Poncokusumo yang
membawa lebih dari empat tim! Selain dari Tumpang dan Poncokusumo, Peserta paling jauh datang dari Tirtoyudho, sebuah daerah perbatasan kabupaten malang dan
lumajang, juga dari kawasan pesisir kabupaten malang. Wow! Banyak sekali pesertanya! memang
betul ! Di tahun 2014 jumlah pesertanya tidak sebanyak tahun ini.
Tari Sanduk dikenal dengan berbagai nama di Indonesia, Warga Kota Batu misalnya, mengenal tarian ini dengan tari sanduk, berbeda dengan Warga Kota Malang, tarian ini dikenal dengan sakera marlena. Makanya, ada
bapak bapak menggunakan baju Sakera bernuansa putih-merah-hitam, dan ibu2 yang mengenakan
pakaian adat jawa nan cantik. Jika ingin melihat gabungan lelaki sangar dan wanita anggun yang menari bersamaan, sepertinya anda harus datang ke event tari sanduk. Ditambah lagi, generasi muda kita juga sudah ada yang bisa menari Sanduk, akan membuat anda ingin menari bersamanya.
Si Kecil yang lincah menari Sanduk
Acara Gebyar Tari Sanduk 2015 diawali
dengan Pawai mengitari jalan kembar sultan agung kota batu. Seluruh peserta berjalan
mengitari salah satu jalan protokol kota batu ini, dengan menari sanduk dalam berbagai
gerakan, tidak sedikit juga yang melakukan atraksi tambahan seperti bermain
parang atau berpura pura kesurupan di depan panggung utama. Dalam aksi menari
bersama ini, tak luput juga, Bapak Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso dan Istri
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, ikut menari bersama dalam rombongan sanduk ini.
Keduanya seakan menikmati keceriaan kehadiran umur baru kota batu. Selain
beliau berdua, hadir pula Ketua Umum Sanduk Kota Batu, Kathrina Dian, yang sempat
juga menjadi instruktur tari sanduk. Saat sedang menari bersama sama, ternyata
banyak juga bapak bapak peserta, terutama dari luar kota batu yang menari namun
tidak mengenakan sandal ditengah teriknya matahari dan berjalan di aspal. Sepertinya
karena terlalu bersemangat, rasa panas di aspal pun sampai tidak terasa.
Para Sakera menari Sanduk anpa alas kaki
Setelah selesai menari dan mengelilingi
jalan sultan agung, seluruh tamu mendengarkan pidato sambutan dari Bapak Wakil
Walikota Batu, Punjul Santoso. Konten dari pidato tersebut, berisi tentang
ajakan untuk tetap melestarikan budaya Indonesia, salah satunya melalui tari sanduk ini. Tidak lupa pula
bapak Punjul mengajak seluruh tamu undangan meneriakkan jargon sanduk, Salam
Sanduk, pokoke joget! Tidak berhenti disitu, setelah mendengarkan pidato,
beramai ramai peserta melakukan tari kolosal yang dipimpin oleh Ibu Kathrina
Dian dan beberapa instruktur lainnya.
Peserta Tari Sanduk menari bersama instruktur dan Ketua Umum Sanduk Kota Batu.
Sudah cukup mengenal tari sanduk yang
sangat terkenal di Kota Batu? Ayo kita lestarikan budaya Indonesia! dan nantikan event besar lainnya dari kota batu. Selamat ulang tahun Kota Batu! dan salam sanduk, pokoke joget!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar